Titip Rindu Di Bawah Pohon Tanjung
Wanita itu duduk di bangku taman sambil terisak memukul-mukul dadanya. Bangku taman yang terletak di bawah rindangnya pohon Tanjung itu adalah tempat yang paling ia benci sekaligus yang paling ia dambakan. Angin meniup kasar di sela ranting-ranting, menjatuhkan puluhan ranting dan pucuk daun pohon tanjung. Hujan dedaunan ini cukup membuat taman terlihat kotor. Nyaman duduk berlama-lama di bangku ini sambil menunggu, jika angin lebih bersahabat. Gemuruh mulai menggelegar di kaki langit, menggantung pada kapas-kapas kelabu yang siap menurunkan kepedihannya kapan saja. Air mulai turun jarang-jarang. Wanita itu terlihat seperti berumur 27 tahun. Rambutnya yang panjang dan hitam legam, dibiarkan terurai dan melambai-lambai tertiup angin. Sesekali rambutnya menutupi sebagian wajahnya yang basah karena air mata dan keringat. Tangannya juga sesekali harus merapikan rambutnya yang tertiup angin ke belakang telinganya. Dia ingin menatap taman itu lama-lama. Dia menatap penuh andai-an